BANGKO - Kawasan hutan di Tabir Barat menjadi kawasan resapan air. Namun sayangnya dalam beberapa tahun belakangan ini, hutan di Tabir Barat sudah rusak akibat dialihfungsikan menjadi area perkebunan sawit dan area pertambangan. Hutan memang memiliki banyak manfaat, tetapi apabila penggunaannya tidak diimbangi dengan perbaikan, ditambah lagi kondisi daerah yang bertipologi miring di kecamatan Tabir Barat membuat air hujan sangat cepat mengalir ke berbagai sungai dan menjadi salah satu pemicu banjir besar.
 |
| "Hutan Tabir Barat Rusak picu Banjir" |
Menurut pemerhati lingkungan dan kawasan hutan di Kabupaten Merangin, Gusdi, pemicu meningkatnya aktifitas banjir di Kawasan Tabir, karenanya rusaknya kawasan hutan yang jadi resapan air. Sehingga saat hujan turun air tidak lagi meresap kedalam tanah. ‘’Tapi begitu hujan air langsung mengalir ke anak sungai, kemudian mengalir ke Sungai Batang Tabir, itulah yang menjadi penyebab banjir,” kata Gusdi yang akrab disapa Bujeng ini, Rabu (9/1) kemarin.
‘’Tabir Barat itu daerah hulu yang seharusnya menjadi daerah resapan air, Tapi sekarang kondisinya sudah berubah dengan ada pengrusakan dan penanaman perkebunan kelapa sawit,” katanya.
Dari data yang dia dapat, Saat ini ada aktifitas perusahaan PT Mugi Triman Internasional (MTI) yang memiliki izin hutan tanaman produksi (HTI) di perbatasan dikabarkan merambah ke daerah Tabir Barat, secara tidak langsung terjadinya penambahan pengrusakan hutan di daerah itu.
Jika daerah Tabir Barat ini kondisi hutannya masih stabil dipastikan volume banjir yang sering terjadi bakal berkurang, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merangin seharusnya mencegah pengrusakan hutan secara maksimal.
‘’Adanya HTI milik PT Mugi Triman ini sudah memberikan kontribusi kerusakan hutan di daerah itu, dampaknya dirasakan oleh warga setempat umumnya masyarakat Merangin sendiri,” terangnya.
Dijelaskannya, Setiap tahun dipastikan ada laporan kerusakan hutan di Kecamatan Tabir Barat itu, ditambah lagi adanya perambahan hutan yang dilakukan warga setempat untuk membuka lahan baru.
Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Bunhut) Merangin, Syafri melalui Kasi Perlindungan Hutan, Eko Bambang, tidak membantah rusaknya kawasan hutan di Tabir Barat.
‘’Saat kita ke lokasi (Tabir Barat) terlihat hamparan kebun kelapa sawit terlihat sampai ke perbatasan, sehingga lokasi resapan hujan tidak ada lagi, dan ini menjadi salah satu penyebab banjir,” ungkapanya.
Menyangkut operasi dari PT Mugi Triman, Eko membantah perusahaan itu berproduksi di daerah tabir barat, dikarenakan prosuksi perusahaan itu lokasinya didaerah Kabupaten Bungo.
Namun dia juga tidak membantah adanya aktifitas perambahan hutan yang dilakukan warga, Saat ini pihaknya sudah melakukan pencegahan agar mereka tidak melakukan permbahan hutan lagi.
‘’PT Mugi Triman itu izin HTI di Bungo, mereka cuma menitip hasil produksi di merangin kemudian di jual, kami sudah mengecek berulang kali ke lapangan, Akan tetapi untuk di desa telenatam memang ada perambahan hutan mencapai 20 Ha oleh warga, saat ini sudah tidak ada lagi,” pungkasnya.
Semoga dengan artikel ini kita dapat menyadari betapa pentingnya manfaat dari hutan. Apabila penggunaannya melebihi batas wajar. Tidak menutup kemungkinan akan terjadi banjir, tanah longsor dan lain sebagainya, bukti dari kemarahan alam sekitar. sekian artikel dari saya semoga bermanfaat bagi kita semua.
Pusat Berita Online Ter-Update Seputar Kabupaten Merangin dapat anda baca disini.